Hati-hati! Ini Arti Weton Jodoh yang Rawan Konflik/Perselingkuhan (Menurut Primbon Jawa)
Kalau kamu suka scroll konten budaya di TikTok, atau sering dengar obrolan orang tua soal weton jodoh, mungkin pernah dengar istilah seperti “sujanan”, “padu”, atau “pegat”. Dalam budaya Jawa, istilah-istilah ini bukan sekadar kata — tapi dipercaya menggambarkan potensi kecocokan dan keharmonisan pasangan berdasarkan hari lahir dan pasaran mereka.Banyak orang Jawa percaya bahwa hubungan yang langgeng tidak hanya soal cinta dan komunikasi, tapi juga keseimbangan energi kelahiran yang bisa dihitung lewat Primbon Jawa. Meski bagi sebagian orang ini dianggap mitos atau kepercayaan kuno, bagi yang tumbuh dalam tradisi Jawa, perhitungan weton tetap menjadi bagian penting dalam menentukan hari baik, kecocokan, hingga keputusan menikah.
Apa Itu Weton Jodoh?
Weton jodoh berasal dari sistem penanggalan Jawa yang menggabungkan hari lahir (Senin–Minggu) dengan pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Setiap kombinasi punya nilai angka yang disebut “neptu”, dan angka ini diyakini membawa karakter serta energi tertentu.Misalnya:
- Senin = 4
- Selasa = 3
- Rabu = 7
- Kamis = 8
- Jumat = 6
- Sabtu = 9
- Minggu = 5
Sedangkan pasaran:
- Legi = 5
- Pahing = 9
- Pon = 7
- Wage = 4
- Kliwon = 8
Arti Hasil Weton Jodoh yang Perlu Diwaspadai
Dalam Primbon Jawa, beberapa hasil dianggap perlu diwaspadai karena menggambarkan potensi konflik atau ujian besar dalam hubungan. Tiga yang paling sering disebut adalah Sujanan, Padu, dan Pegat.1. Sujanan — Pertanda Rawan Perselingkuhan
Hasil “sujanan” sering dikaitkan dengan perselingkuhan atau ketidaksetiaan. Konon, pasangan yang jatuh pada neptu ini memiliki godaan besar dalam menjaga komitmen. Namun makna “sujanan” sebenarnya tidak selalu berarti pasti akan selingkuh. Dalam makna simbolik, hasil ini menandakan bahwa hubungan tersebut butuh komitmen dan kejujuran ekstra, karena ada potensi energi yang tidak selaras antara keduanya.Banyak keluarga Jawa menganggap hasil sujanan sebagai peringatan untuk introspeksi. Jika dua orang benar-benar saling mencintai dan berkomitmen, hasil ini justru bisa menjadi motivasi untuk menjaga kesetiaan lebih baik.
2. Padu — Sering Cekcok atau Salah Paham
Kata “padu” dalam bahasa Jawa berarti bertengkar atau berselisih. Pasangan dengan hasil padu biasanya dipercaya punya karakter kuat yang saling beradu — sehingga mudah terjadi gesekan atau adu argumen.Maknanya bisa positif juga, karena hubungan yang “padu” bisa jadi justru menunjukkan dua pribadi kuat yang perlu belajar menyeimbangkan ego. Jika keduanya mampu berkomunikasi dengan bijak, energi “padu” bisa diubah jadi kerja sama yang saling melengkapi.
Tapi jika tidak diolah dengan baik, hubungan ini bisa terasa penuh drama dan sulit bertahan lama.
3. Pegat — Tanda Ujian Besar dalam Rumah Tangga
“Pegat” berarti berpisah. Dalam Primbon, hasil ini dianggap paling berat karena sering diartikan bahwa hubungan berisiko menghadapi perpisahan, entah karena konflik, ekonomi, atau faktor luar.Namun perlu digarisbawahi: pegat bukan kutukan. Banyak pasangan dengan hasil pegat yang tetap langgeng — kuncinya ada pada usaha, komunikasi, dan doa bersama. Masyarakat Jawa meyakini bahwa setiap hasil Primbon bisa “dilunakkan” lewat ikhtiar spiritual seperti selamatan, ruwatan, atau doa bersama keluarga.
Apakah Harus Putus Kalau Weton Tidak Cocok?
Tentu tidak. Primbon tidak dimaksudkan sebagai vonis akhir, tapi sebagai panduan untuk mengenali karakter dan potensi konflik. Sama seperti astrologi di budaya Barat, weton jodoh hanyalah alat refleksi — bukan penentu nasib.Banyak pasangan yang hasil wetonnya “kurang cocok” justru bisa hidup harmonis karena:
- Mereka sadar akan perbedaan dan saling menghargai.
- Mereka terbuka soal komunikasi dan emosi.
- Mereka mau berdoa dan berikhtiar bersama agar rumah tangga langgeng.
Langkah Praktis Jika Hasil Weton Kurang Baik
Buat kamu yang penasaran tapi ingin tetap rasional, berikut beberapa langkah praktis dan kultural yang bisa dilakukan:
1. Gunakan Hasilnya untuk Refleksi Diri
Kalau hasilnya “sujanan” , jadikan itu alarm untuk memperkuat kepercayaan dan komunikasi. Kalau “padu”, belajar mengatur emosi dan mendengarkan pasangan. Hasil Primbon bisa menjadi cermin karakter, bukan vonis hubungan.2. Lakukan Selamatan atau Ruwatan
Bagi keluarga yang masih memegang tradisi, selamatan weton atau ruwatan dipercaya bisa menetralkan energi buruk. Biasanya dilakukan dengan doa bersama, membagikan tumpeng, atau memberi sedekah kepada tetangga dan anak yatim.3. Pilih Hari Baik untuk Menikah
Selain perhitungan weton, masyarakat Jawa juga memperhatikan hari baik (dino apik) agar energi pernikahan lebih harmonis. Misalnya, menghindari bulan Suro atau hari-hari tertentu yang dianggap “wingit”.4. Bangun Aturan Rumah Tangga yang Sehat
Masalah perselingkuhan atau pertengkaran tidak muncul karena angka weton, tapi karena kurangnya batasan dan komunikasi. Buat kesepakatan sejak awal: transparansi finansial, waktu bersama, dan aturan main media sosial bisa membantu menjaga kepercayaan.5. Ikhtiar Spiritual
Selain usaha nyata, banyak orang juga percaya pada doa, puasa, atau tirakat ringan untuk memohon petunjuk dan perlindungan. Ini bukan soal mistis, tapi cara menenangkan batin agar hubungan dijalani dengan niat yang baik.Cara Menghitung Weton Jodoh Secara Sederhana
Kamu bisa mencoba sendiri menghitung weton jodoh. Langkahnya:1. Tentukan hari dan pasaran lahir masing-masing.
2. Jumlahkan nilai neptunya (contoh: Kamis Pahing = 8 + 9 = 17).
3. Lakukan hal sama untuk pasanganmu.
4. Tambahkan kedua hasil, lalu cocokkan ke tabel kategori Primbon.
Kalau hasilnya misalnya 29 dan di tabel termasuk Sujanan, berarti hubungan kalian masuk kategori rawan konflik — tapi jangan panik, gunakan hasil itu untuk introspeksi dan memperkuat komitmen.
👉 Kamu juga bisa menggunakan kalkulator weton jodoh online untuk mempermudah perhitunganmu.
Cara Membaca Hasil Tanpa Panik
Jangan jadikan hasil Primbon sebagai keputusan final. Gunakan untuk refleksi dan persiapan mental.Beberapa tips:
- Kalau hasilnya padu, jangan langsung takut. Lihat bagian mana yang sering bikin salah paham dan cari solusinya.
- Kalau sujanan, tanamkan kesetiaan dan kepercayaan lebih kuat.
- Kalau pegat, buat rencana bersama agar masalah ekonomi dan komunikasi tidak jadi pemicu perpisahan.
Kesimpulan: Gunakan Primbon Sebagai Panduan, Bukan Penentu
Tradisi Jawa menyimpan kearifan dalam bentuk simbol dan perhitungan seperti weton jodoh. Lewat Primbon, orang Jawa belajar membaca tanda-tanda kehidupan dan berikhtiar agar perjalanan rumah tangga selamat, harmonis, dan penuh berkah.Namun pada akhirnya, kebahagiaan dan kesetiaan tetap dibangun dari komunikasi, saling menghargai, dan usaha nyata — bukan dari angka weton semata.
Jika hasil wetonmu menunjukkan “sujanan” atau “padu”, jangan takut. Jadikan itu peluang untuk lebih mengenal diri dan pasangan, memperbaiki pola hubungan, dan memperkuat niat bersama.
Karena cinta sejati bukan soal ramalan, tapi soal usaha yang dijalani setiap hari.